Anda pelawat yang ke

Followers

LOCAL TIME GMT +8

Saturday, July 25, 2009

MUZIK DAN KECERDASAN OTAK

Kita mungkin belum menyadari bahwa muzik dapat mempengaruhi hidup seseorang.Awal pengaruh dari muzik dimulai dari masa dalam kandungan.Memainkan musik atau hanya mendengarkan saja telah diteliti dapat meransang kecerdasan otak.Menurut Gardner seorang psikolog dari Amerika selain makanan/nutrisi yang baik dan tepat musik dijadikan alternatif lain untuk meransang perkembangan otak.Dalam hal ini musik klasik seperti karya MOZART,VIVALDI,BACH dll terbukti dapat meningkatkan fungsi otak dan intelektual secara optimal.

Pada manusia otak dibagi pada 2 hemispherium.Hemispherium cerebri yang dominan (biasanya sebelah kiri) terutama berhubungan dengan fungsi verbal,bahasa,berhitung dan fungsi analisa,sedangkan hemispherium cerebri yang minor berkaitan dengan fungsi nonverbal,geometric,ruang,visual,pola perangai,muzik dan fungsi sintetik.(j.g chusid)

Pada tahun 1998 Pernah diteliti oleh Dr.Alfred Tomatis dan Don Campbell yang dituangkan dalam buku “EFEK MOZART”.memanfaatkan kekuatan muzik untuk mempertajam pikiran,meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh.Campbell kemudian mengambil contoh karya Mozart,sonata in D major K 488 yang diyakininya mempunyai efek stimulasi yang paling baik bagi bayi. Sedangkan menurut Dra.Louise M.M.Psi dari present education program RSAB Harapan kita Jakarta,tidak hanya muzik klasik,musik dengan irama tenang,mengalun lambat juga dapat memberi efek yang baik bagi janin,bayi,dan anak.

Saat di kandungan indera yang pertama kali berfungsi adalah kecenderungan pendengaran (audible).Mulai 10 minggu janin telah bisa mendengarkan suara dari tubuh ibunya,seperti aliran darah,dan detak jantung.Kemudian mulai 16 minggu janin sudah bisa mendengar suara dari dunia luar,makanya para ahli menganjurkan agar ibu hamil sering mengajak janinnya berbicara selain memperdengarkan musik.(Psikologi Anak 3).

Bagaimana musik berpengaruh pada kecerdasan ? Muzik memiliki tiga bahagian yaitu : nada/melodi,ritme,dan harmonisasi.Ketiga unsur ini akan menghasilkan bunyi yang kompleks,enak,dan indah.Di dalam otak manusia terdapat reseptor ( sinyal penerima ) yang gelombang/getarannya sama dengan muzik dan dapat merespon/aktivasi.Gelombang suara ini bisa menembus dinding uterus/rahim,dan cairan ketuban,sehingga janin dapat meresponnya.Penelitian ahli syaraf Christo pantev dari Munster Unervisity Jerman telah membuktikan secara neurologis yang terjadi di otak bahwa dengan musik kapasitas aktivasi kortek pendengaran menjadi lebih besar dan sel yang mentransmisikan simpul syaraf/neuron akan lebih banyak.kapasitas korteks yang lebih besar biasanya menjadi indikator adanya potensi kemampuan nalar yang lebih baik. Pantev menjelaskan otak manusia ketika memproses ransangan akustik,seperti notasi pada piano,membutuhkan peta tonotopik yang lumayan besar.Neuron,sell yang mentransmisikan simpul-simpul syaraf,dikelompokkan bersama dalam otak menurut pola nada tertentu.Karena nada musik berbeda dari bunyi pada umumnya,maka para pemuzik membutuhkan lebih banyak neuron untuk memproses nada yang kompleks itu.Pantev menjelaskan setelah dewasa latihan muzik dapat memperluas wilayah otak dan meningkatkan kecerdasan,karena lebih banyak neuron yang terlibat dalam proses,memungkinkan otak akan bekerja lebih harmonis.Riset sebelumnya di AS juga menunjukkan bahwa pelajaran musik dapat meningkatkan intelgensi remaja.

Akhirnya para ahli berkesimpulan bahwa muzik merupakan salah satu stimulan untuk mempercepat dan mempersubur perkembangan otak, di mulai dari saat janin di dalam kandungan.Muzik juga dapat sebagai media penyegaran dan relaksasi,serta terapi.Muzik juga membantu seseorang dalam memotivasi,meningkatkan kepribadian,dan muzik jelas dapat dijadikan sebuah bahasa universal,yang mampu menyampaikan pesan ke seluruh bangsa yang ada di dunia ini.

Dipetik daripada sailendra blog.

Sunday, July 19, 2009

The shortest QRP's QSO record

The shortest QRP's QSO record.31/01/2003 - Last week,I visited KM1CC,the Marconi 100th Transatlantic QSO Anniversary site on Cape Cod (Massachusetts). I found the 40 m CW station politely perched on 7039 kHz and the operator was busily, but slowly, working stations one by one. I stood by his side and did not gain his attention. I leaned over to hear the CW from the speaker and he did not notice me.He also did not notice me reaching into my parka pocket as I took out my Rock-Mite in Altoids transceiver, hooked up a dummy load (a 12 inch = 30 cm clip lead)to be sure I got a little radiation, attached another Altoids box with 9 v battery, small speaker and SDST button for a key. As the operator called CQs, he did not hear the signal coming from the speaker I held about 9 inches from his ear.
I pumped away at the button on the box and answered his CQ. He heard me, at a distance of about 17 inches!I was running about 200 mW, maybe, into a dummy load with clip lead. I saw the Smeter;I was about S-6. We exchanged operator info and I gave my QTH as: NXT TO U.He looked over his pad of paper, reread his notes, and looked around, startled.
Then he saw me and the rig in my hand! We shook hands, showed off the Rock-Mite, met the other operators, and had a
real field day; I am in the log for the contact.So, I hereby claim rites as first claimant for shortest distance, confirmed QRP's QSO. (or at least for 40 meter CW mobile)!72, Eric K1NUN

Note:
A distance of about 17 inches and was running about 200 mw = 17"/0.2W = 85 inches per Watt.
If 1 mile = 63,360 inches, you got about 85/63360 or about 0.001342 miles per watt. That's like a 100 Watt transmitter at
700 feet from the receiver or a 1000 Watt TX at 13.5 miles. Indeed, there ought to be an award for that!
73, Alex KR1ST


Dipetik daripada BEON

Seven Three, Goodbye!

99,99% dari QSO yang kita monitor selalu diakhiri dengan ucapan -- atau ketukan pada mode CW -- 73, yang konon
diertikan sebagai pengganti kata Best Regards atau Salam.Pernah kah kita terfikir dari mana asal-usulnya kata atau “ungkapan” 73 itu? Alkisah, ungkapan ini bisa dirunut balik sampai pada zaman awal komunikasi telegrafi, nun kembali ke zaman perang saudara (Civil War antara pihak Utara dan Selatan) pra berdirinya republik federasi Amerika Serikat yang kita kenal dengan 50 negara bahagian sekarang ini.Selama perang, Andrew Carnegie -- yang sempat jadi Presiden AS -- menjadi petinggi Dinas Telegrafii dan Perkeretaapian. Telegrafi adalah jaringan telekomunikasi termoden pada masa itu (di samping isyarat asap, bendera atau peluit) dan
operasi ketenteraan hampir kesemuanya bergantung kepada mode yang satu ini. Segera sesudah perang usai, beberapa activist tithitthuwit yang memang berasal dari lingkungan militer mendirikan peguyuban Order of Military Telegraphers yang (seperti biasanya lazim di kalangan militer) kemudian terkenal dengan semangat persaudaraan alias “esprit de corps” antara mereka.

Ketika Andrew Carnegie sudah uzur dan mencapai usia 73, warga peguyuban “tukang kethok militer” tersebut mengadakan jamuan makan malam untuk menghormati beliau.‘Tidak diketahui siapa yang mulai, pada acara tersebut rami-rami dan bertalu-talu orang menyuarakan:
(— — • • • ) (• • • — — )( — — • • •)
(• • • — — ) ( — — • • •) (• • • — —)
(‘ngkali aja ada yang paké peluit, paké kepulan asap, atau sekedar paké siulan doang) sebagai penghormatan kepada the grand old man yang malam itu merayakan ulang tahun ke 73. Demikianlah, sejak saat itu di kalangan telegraphers 73 diguna pakai sebagai simbol atau lambang untuk menyampaikan salam,ucapan selamat, pengharapan baik dan atau segala yang serba baik seumpamanya.




*Maaf untuk artikal kali ini saya agak sukar untuk menterjemahkan atau menulis kembali dalam bahasa Melayu namun
diharapkan posting ini memberikan sedikit maklumat yang berguna kepada anda semua.


Dipetik daripada BEON